Pada saat cuaca tak pernah terkira
Namun sejuk cintamu memberi rupa pada pertemuan
Seperti kabut yang turun dari puncak bukit,
sejuk dan damai
Melarutkan wajahku ke dalam muara hatimu
Dimana bayangan pohon-pohon karam dan
hijau daun masih bermimpi
menjadi kepompong yang kelak menjelma menjadi kupu-kupu liar
Bermain sayap,menyeberangkan suka cita
Dari atas air hingga ke taman-taman syurga
Sungguh,,betapa cuaca tak pernah terkira
Hingga angin deras pun tak jua menjawab
awal dari mana pertemuan ini tercipta
(Tye)
20 januari 2004
Bila Puisiku
Dikeheningan suasana kalbuku
Ilusi kenangan kau dan aku
Menyempurnakan lamunan mayaku
Dan bila puisiku ini hanya lamunan
Akulah puisi itu dan engkaulah lamunanku
Biarkan aku jadi jarum jam kerinduan
Meniti detik, berlanjut menit waktu
Hingga ajal menghentikan langkah
Dan bila puisiku ini hanya kerinduan
Akulah puisi itu dan engkaulah rinduku
(Kakang)
10 Juli 2005
Ketika ingatanmu kembali mengingat dan tersadar
kau segera tersenyum dan berkata dengan ringan
"dia wanita terdahulu"
Sekilas kudapatkan tanda di matamu
Seakan dirimu tengah bermain dengan kenangan lalu
Hingga kau tak sadar dengan wanita dihadapanmu
Andai ku dapat bungkam,
bahwa saat itu aku tak terbakar
Tapi kegalauan itu datang dan terganggu oleh nafsu,
yang seakan ingin memburu
Dan apakah aku tengah cemburu???
(Tye)
07 Pebruari 2004
Berarti Hatiku
Derasnya hujan,
mendungnya awan,
menggelegarnya petir,
bercampur dalam kegelisahan isi hatiku
Bila derasnya hujan adalah isi hatiku,
berarti, hatiku menangis
Bila mendungnya awan adalah isi hatiku,
berarti hatiku bersedih
Bila menggelegarnya petir adalah isi hatiku
berarti hatiku marah
Dan,
bila derasnya hujan, mendungnya awan, dan menggelegarnya petir adalah isi hatiku
berarti hatiku...........
(Kakang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar